ERA GLOBALISASI

Pada era globalisasi, dimana batas antarnegara makin terbuka, produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya mereka yang bekerja dengan prinsip “doing the right things (efficient)” dan “doing things right (effective)” yang akan memenangkan persaingan dan merebut pasar, yang pada gilirannya selanjutnya menikmati hasil usahanya lebih dulu dan lebih baik. Ungkapan di atas bukanlah merupakan hal yang baru bagi pedoman melakukakan suatu kegiatan. Apa yang mungkin masih perlu dijabarkan dan dirumuskan adalah bagaimana melaksanakannya agar tercapai maksud dari ungkapan di atas.


Di Negara yang sedang berkembang, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatnya, tuntutan akan terselenggaranya kegiatan yang dilandasi prinsip-prinsip tersebut semakin terasa, mengingat banyaknya kemajuan yang akan di kejar, sedangkan sumber daya yang tersedia baik berupa sumber daya manusia terampil maupun dana yang terbatas. Ketinggalan ini diusahakan dikejar dengan pembangunan di segala bidang. Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik proyek seperti perbaikan perkampungan, prasarana, mendirikan industri berat dan ringan, jaringan telekomunikasi, dan lain – lain. Menghadapi keadaan demikian, langkah yang umumnya ditempuh di samping mempertajam prioritas adalah mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan agar di capai hasil guna yang maksimal dari sumber daya yang tersedia.


Pengelolaan yang dikenal sebagai “MANAJEMEN PROYEK” adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud tersebut, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Kegunaan manajemen proyek khususnya proyek yang komponen kegiatan utamanya terdiri dari engineering, konstruksi, dan dalam lingkungan terbatas juga manufaktur.


Prinsip-prinsip manajemen proyek secara menyeluruh dan benar :

  1. Identifikasi objek yang akan dikelola, yaitu kegiatan proyek.
  2. Membahas konsep pengelolaan yang akan dipakai, yang di kenal dengan konsep manajemen proyek.
  3. Menyajikan atribut dasar konsep manajemen proyek berupa area ilmu manajemen proyek
  4. Menjabarkan konsep di atas menjadi metode, teknik, dan prosedur.
  5. Aplikasi konsep manajemen proyek di atas pada praktek penyelenggaraan (operasional) sepanjang siklus proyek.

Meliputi :

  • Mengkaji kelayakan sebelum memutuskan untuk mewujudkan suatu gagasan menjadi bentuk fisik atau Tahap Konseptual.
  • Perencanaan dan pengembangan, termasuk menyiapkan perangkat dan peserta atau Tahap Definisi.
  • Implementasi kegiatan proyek di kantor pusat lapangan atau Tahap Implementasi.
  • Penyelesaian akhir dan penutupan proyek yang berlangsung pada Tahap Terminasi.


IDENTIFIKASI OBJEK YANG AKAN DIKELOLA
Suatu kegiatan yang berbentuk proyek, dan perbandingannya dengan kegiatan operasional rutin. Perbedaan kedua jenis kegiatan tersebut diantaranya adalah kegiatan proyek yang bersifat nonrutin, terdiri dari aneka ragam kegiatan yang saling terkait dan mengikuti pola siklus kelangsungan hidup (life cycle) tertentu yang memiliki batas jelas kapan proyek akan di mulai dan berhenti. Dengan siklus proyek diadakan penahapan dengan komponen kegiatan-kegiatan yang memiliki jenis dan itensitas yang berbeda-beda. Dibagian ini disinggung pula pembagian jenis proyek dan criteria yang dipakai untuk menggolongkan ukuran proyek menjadi berukuran kecil, sedang dan besar, serta dianalisis berbagai karakteristik yang khusus melekat pada bagian proyek. Identifikasi ini semua bermaksud member keterangan dan gambaran mengenai kegiatan apa, dengan sifat-sifat dan perilaku yang bagaimana, yang hendak dikelola. 

KONSEP PENGELOLAAN YANG AKAN DIPAKAI
Setalah memahami sifat dan perilaku kegiatan proyek, maka penyajian dilanjutkan dengan membahas konsep pengelolaan yang dianggap sesuai dengan tuntutan dan sifat serta perilaku kegiatan yang dimaksud yang kemudian disebut manajemen proyek. Pertama, merumuskan definisi konsep manajemen proyek dengan menghubungkannya dengan manajemen umum (general manajemen) klasik atau fungsional. Kedua, menghubungkan konsep manajemen proyek dengan konsep system dan pendekatan kontinjensi. Ketiga, perumusan konsep dalam rangka menyususun perencanaan serta usaha ke arah standardisasi dan sertifikasi profesi manajemen proyek.
Fungsi manajemen klasik yang terdiri dari merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendaliakan tetap berlaku untuk manajemen proyek, perlu mengadakan “restrukturisasi” serta menggunakan metode dan teknik baru agar menghadapi sifat-sifat dan perilaku yang khusus terdapat pada kegiatan proyek.

Postingan Populer