ERA GLOBALISASI 3

KEBIJAKAN dan TATA LAKSANA  
Kebijakan (policy) dan tata laksana (prosedur) memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, yaitu merupakan sarana komunikasi untuk mengatur, mengkoordinir, dan menyatukan arah gerak organisasi. Keperluan adanya sarana tersebut amat terasa bagi proyek yang seperti diketahui seringkali memiliki personil dan  / atau peserta yang baru  pertama kali bekerja sama.

OPERASIONAL PROYEK
Konsep manajemen proyek pada praktek operasional untuk proyek tertentu akan banyak membantu secara langsung atau tidak langsung menangkap dan memahami konsep, metode atau tata laksana yang terkandung dalam manajemen proyek.

Aplikasi dalam pelaksanaan proyek : engineering, manufaktur, dan konstruksi yang melibatkan kegiatan-kegiatan design engineering, pengadaan, subkontrak, manufaktur, perakitan, konstruksi, dan uji coba system instalasi atau produk baru yang kompleks. 

Proyek-proyek pembangunan jaringan telekomunikasi, proyek pembangunan prasarana umum (jembatan, jalan, pelabuhan, dan gedung) dan proyek pembangunan instalasi industry seperti penggilingan minyak (oil refinery), petrokimia, LNG, pupuk, semen, kertas, baja, pembangkit tenaga listrik.

Jenis proyek tersebut sedang giat-giatnya dikerjakan di Negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Mengelola jenis proyek yang berukuran besar dan kompleks akan cukup rumit, kaya persoalan dan permasalahan. Dalam proses pembahasan akan dapat disajikan keterangan, gambaran, dan contoh yang luas dan beraneka ragam.

Bertitik tolak dari pemahaman pengelolaan sebuah proyek, maka akan mudah dipelajari jenis proyek lain yang umumnya relative sederhana dan kurang kompleks. Dalam penyelenggaraan proyek-proyek akan selalu dijumpai kegiatan-kegiatan utama, seperti pengkajian kelayakan, perencanaan sumber daya, pengadaan perangkat dan peserta, serta implementasi fisik dan penutupan proyek.

PERANAN PEMILIK PROYEK
Peranan pemilik proyek berubah-ubah. Misalnya suatu ketika dalam tahap persiapan proyek, pemilik harus langsung memegang “komando” dalam hal-hal yang bersifat strategis seperti memberi kelangsungan proyek (go or not to go), merupakan rumusan strategi penyelenggaraan. Sedangkan pada tahap implementasi (untuk kontrak lump-sum) dianggap bijaksana bila dapat menempatkan diri sebagai mitra kerja yang waspada, misalnya terhadap konsultan atau kontraktor utama.      

Pada era globalisasi, dimana batas antarnegara makin terbuka, produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya mereka yang bekerja dengan prinsip “doing the right things (efficient)” dan “doing things right (effective)” yang akan memenangkan persaingan dan merebut pasar, yang pada gilirannya selanjutnya menikmati hasil usahanya lebih dulu dan lebih baik. Ungkapan di atas bukanlah merupakan hal yang baru bagi pedoman melakukakan suatu kegiatan. Apa yang mungkin masih perlu dijabarkan dan dirumuskan adalah bagaimana melaksanakannya agar tercapai maksud dari ungkapan di atas.

Di Negara yang sedang berkembang, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatnya, tuntutan akan terselenggaranya kegiatan yang dilandasi prinsip-prinsip tersebut semakin terasa, mengingat banyaknya kemajuan yang akan di kejar, sedangkan sumber daya yang tersedia baik berupa sumber daya manusia terampil maupun dana yang terbatas. 

Ketinggalan ini diusahakan dikejar dengan pembangunan di segala bidang. Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik proyek seperti perbaikan perkampungan, prasarana, mendirikan industri berat dan ringan, jaringan telekomunikasi, dan lain – lain. Menghadapi keadaan demikian, langkah yang umumnya ditempuh di samping mempertajam prioritas adalah mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan agar di capai hasil guna yang maksimal dari sumber daya yang tersedia.

Pengelolaan yang dikenal sebagai “MANAJEMEN PROYEK” adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud tersebut, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Kegunaan manajemen proyek khususnya proyek yang komponen kegiatan utamanya terdiri dari engineering, konstruksi, dan dalam lingkungan terbatas juga manufaktur.

Prinsip-prinsip manajemen proyek secara menyeluruh dan benar :
  1. Identifikasi objek yang akan dikelola, yaitu kegiatan proyek.
  2. Membahas konsep pengelolaan yang akan dipakai, yang di kenal dengan konsep manajemen proyek.
  3. Menyajikan atribut dasar konsep manajemen proyek berupa area ilmu manajemen proyek.
  4. Menjabarkan konsep di atas menjadi metode, teknik, dan prosedur.
  5. Aplikasi konsep manajemen proyek di atas pada praktek penyelenggaraan (operasional) sepanjang siklus proyek.
Meliputi :
  1. Mengkaji kelayakan sebelum memutuskan untuk mewujudkan suatu gagasan menjadi bentuk fisik atau Tahap Konseptual.
  2. Perencanaan dan pengembangan, termasuk menyiapkan perangkat dan peserta atau Tahap Definisi.
  3. Implementasi kegiatan proyek di kantor pusat lapangan atau Tahap Implementasi.
  4. Penyelesaian akhir dan penutupan proyek yang berlangsung pada Tahap Terminasi.



Komentar

Postingan Populer